Halaman

  • RSS
Latest Post
Loading...

Kamis, 15 Juni 2017

Kumpulan Cerpen Singkat : Rubah Dan Bangau (Yunani) Suatu hari, Rubah mengundang Bangau untuk makan malam di rumahnya. Sebenarnya Rubah tak suka dengan Bangau. Ia ingin mengerjai Bangau malam nanti. “Nanti malam aku akan memasak sup yang lezat untukmu,” ujar Rubah. “Aku pasti akan datang,” jawab Bangau. Malam harinya, Bangau datang ke rumah Rubah. Rubah sudah menyiapkan sup di meja makannya. Wah, kelihatannya memang enak. Rubah lalu mengambil piring dan memberikan kepada Bangau. Rubah juga menuangkan sup ke dalam piring Bangau. “Silakan dimakan,” ucap rubah, sambil menyeruput sup hangat itu. Bangau sangat kesal. Ia baru tahu, rupanya Rubah mengerjainya. Rubah sengaja memberikan piring kepada Bangau. Padahal Rubah tahu bahwa Bangau memiliki paruh yang panjang, tak seperti dirinya yang bermoncong pendek. Tentu saja malam itu Bangau jadi tak bisa makan. Rubah makan dengan Iahapnya di depan Bangau. Hal itu membuat Bangau semakin kesal. Namun, Bangau menahan amarahnya. Ia juga ingin membuat Rubah sadar. “Baiklah Rubah, kau sudah mengundangku makan malam. Besok giliranku mengundangmu. Kebetulan aku habis panen jamur. Aku akan membuatkan sup jamur yang lezat untukmu,” ucap Bangau, manis. Rubah sangat senang dan menerima tawaran itu. Kali ini, Bangau ingin membuat Rubah menyadari kesalahannya. Saat malam tiba, Bangau sudah menyiapkan sup jamur yang lezat. Saat Rubah sampai di rumah Bangau, ia mencium wangi sup itu. Air liurnya pun terbit. Bangau menaruh sup itu di wadah makan yang sempit. Tempat makan itu hanya bisa dimasuki oleh paruh Bangau yang panjang. “Silakan Rubah. Sup buatanku ini sangat enak,” ucap Bangau. Kumpulan Cerpen Singkat : Rubah Dan Bangau Kumpulan Cerpen Singkat : Rubah Dan Bangau Rubah marah kepada bangau. Ia menganggap bahwa Bangau telah mengerjainya. “Kau tahu aku tak punya paruh sepertimu. Kenapa kau memberi sup di dalam tempat makan seperti ini?” dengus Bangau, kesal. “Kau juga tahu bahwa aku makan dengan paruh. Lalu kenapa kemarin kau menyuguhiku sup di dalam piring? Tentu saja aku tak bisa memakannya,” balas Bangau. Rubah pun malu. Tak seharusnya ia berbuat seperti itu kepada Bangau. Kini ia tahu bagaimana rasanya dikerjai oleh teman sendiri.